Utang Luar Negeri Ri Hingga Rp 5.528 T, Ancaman Nggak?
Jakarta - Utang Luar Negeri Indonesia (ULN) mencapai US$ 389,3 miliar atau Rp 5.528,06 triliun pada periode April 2019. Data statistik ULN yang diterbitkan Bank Indonesia (BI) menyebutkan angka ini tumbuh 8,7% dibandingkan periode Maret 2019 sebesar 7,9%.
Direktur Riset Center of Reforms on Economics (CORE) Piter Abdullah menjelaskan dari komposisi total ULN yang paling tinggi ialah swasta, berdasarkan beliau hal ini sudah terjadi semenjak 10 tahun terakhir.
"ULN sektor swasta trennya terus meningkat, sementara ULN pemerintah lambat. Ini sudah sesuai dengan kebijakan pemerintah yang mengutamakan utang domestik, sehingga pertumbuhannya rendah," ujar Piter ketika dihubungi detikFinance, Senin (17/6/2019).
Selanjutnya, Piter menyampaikan ketika ini rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) masih rendah yakni kurang dari 30%. Namun ada porsi ULN yang cukup besar yakni 40%.
"Tapi bukan berarti ULN nya terlalu tinggi, aku menilai posisi ULN Indonesia masih dalam kisaran yang rendah," ujar Piter.
Menurut Piter pertumbuhan ULN ini tergantung dengan kondisi yang ada di suatu negara. Sementara itu untuk posisi ULN yang sudah terlalu besar dan menjadikan risiko gagal bayar pertumbuhan 8,7% itu sanggup jadi terlalu besar. Dengan demikian sebaliknya, untuk negara yang posisi ULN nya masih sangat rendah pertumbuhan ULN sebesar 8,7% sanggup dikatakan masih sangat kecil.
"Sekarang yang diharapkan ialah memperbesar utang domestik, tapi ketika ini kebijakan pemerintah yang mengutamakan utang domestik berdasarkan aku ialah upaya untuk memperbaiki komposisi utang," terperinci dia.
Dari data yang diterbitkan Bank Indonesia (BI) ada peningkatan pada ULN swasta yang meningkat. Sementara ULN pemerintah mengalami perlambatan. Utang swasta termasuk BUMN sebesar US$ 199,6 miliar Rp 2.834,2 triliun. Angka ini tumbuh 14,5% lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya 13%.
"ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian dengan total pangsa 75,2% terhadap total ULN swasta," tulis yang diterbitkan BI. Sumber detik.com
Belum ada Komentar untuk "Utang Luar Negeri Ri Hingga Rp 5.528 T, Ancaman Nggak?"
Posting Komentar