Filipina Tahan 25 Awak Kapal Dari China
Manila - Otoritas Filipina menahan 25 awak kapal asal China sebab dicurigai melanggar wilayah perairan negara tersebut. Penahanan ini berpotensi memicu ketegangan antara kedua negara yang sudah memanas terkait kedaulatan maritim.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (17/5/2016), para awak yang ditahan berasal dari dua kapal nelayan yang kedapatan berlayar di perairan antara Pulau Babuyan dan Provinsi Batanes, Filipina cuilan utara tanpa izin pada Senin (16/5). Kapal itu ditahan oleh tim adonan dari patroli maritim Filipina dan Biro Perikanan dan Sumber Daya Laut (BFAR).
Disampaikan BFAR dalam pernyataannya, kedua kapal nelayan itu mengibarkan bendera Filipina ketika didekati petugas. Namun investigasi dokumen kapal yang disita otoritas Filipina, memperlihatkan kapal-kapal itu terdaftar di China. Para awak kapal gagal memperlihatkan izin berlayar di wilayah perairan Filipina.
"Berdasarkan hukum yang berlaku, fakta bahwa kedua kapal nelayan gila itu mengibarkan bendera Filipina memperlihatkan perkiraan bahwa mereka terlibat dalam pelanggaran wilayah," sebut Direktur BFAR, Asis Perez.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei, mengaku belum menerima info soal penahanan kapal dan awaknya oleh Filipina.
Pada tamat tahun 2014 lalu, pengadilan Filipina menjatuhkan eksekusi denda masing-masing sebesar US$ 102 ribu (Rp 1,5 miliar) untuk sembilan nelayan asal China. Hukuman itu dijatuhkan sebab para nelayan asal China menangkap ratusan penyu maritim di wilayah sengketa Half Moon Shoal, formasi Kepulauan Spratly, Laut China Selatan. Saat itu, otoritas China memprotes penangkapan para nelayannya dan menolak mengakui putusan sidang.
Untuk insiden kali ini, kedua kapal China itu tidak berlayar di perairan Laut China Selatan yang menjadi sengketa. China mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan. Klaim itu menuai protes dari Brunei Darussalam, Malaysia, Vietnam, Taiwan dan Filipina sendiri.
Dalam pernyataannya pekan ini, presiden terpilih Filipina Rodridgo Duterte menyatakan ingin menjalin hubungan baik dengan China. Duterte mengaku terbuka untuk melaksanakan negosiasi eksklusif soal sengketa Laut China Selatan yang memperburuk hubungan kedua negara.
(nvc/detik/kabarduniamiliter) Sumber http://kabarduniamiliter.blogspot.com
Seperti dilansir Reuters, Selasa (17/5/2016), para awak yang ditahan berasal dari dua kapal nelayan yang kedapatan berlayar di perairan antara Pulau Babuyan dan Provinsi Batanes, Filipina cuilan utara tanpa izin pada Senin (16/5). Kapal itu ditahan oleh tim adonan dari patroli maritim Filipina dan Biro Perikanan dan Sumber Daya Laut (BFAR).
Disampaikan BFAR dalam pernyataannya, kedua kapal nelayan itu mengibarkan bendera Filipina ketika didekati petugas. Namun investigasi dokumen kapal yang disita otoritas Filipina, memperlihatkan kapal-kapal itu terdaftar di China. Para awak kapal gagal memperlihatkan izin berlayar di wilayah perairan Filipina.
"Berdasarkan hukum yang berlaku, fakta bahwa kedua kapal nelayan gila itu mengibarkan bendera Filipina memperlihatkan perkiraan bahwa mereka terlibat dalam pelanggaran wilayah," sebut Direktur BFAR, Asis Perez.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei, mengaku belum menerima info soal penahanan kapal dan awaknya oleh Filipina.
Pada tamat tahun 2014 lalu, pengadilan Filipina menjatuhkan eksekusi denda masing-masing sebesar US$ 102 ribu (Rp 1,5 miliar) untuk sembilan nelayan asal China. Hukuman itu dijatuhkan sebab para nelayan asal China menangkap ratusan penyu maritim di wilayah sengketa Half Moon Shoal, formasi Kepulauan Spratly, Laut China Selatan. Saat itu, otoritas China memprotes penangkapan para nelayannya dan menolak mengakui putusan sidang.
Untuk insiden kali ini, kedua kapal China itu tidak berlayar di perairan Laut China Selatan yang menjadi sengketa. China mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan. Klaim itu menuai protes dari Brunei Darussalam, Malaysia, Vietnam, Taiwan dan Filipina sendiri.
Dalam pernyataannya pekan ini, presiden terpilih Filipina Rodridgo Duterte menyatakan ingin menjalin hubungan baik dengan China. Duterte mengaku terbuka untuk melaksanakan negosiasi eksklusif soal sengketa Laut China Selatan yang memperburuk hubungan kedua negara.
(nvc/detik/kabarduniamiliter) Sumber http://kabarduniamiliter.blogspot.com
Belum ada Komentar untuk "Filipina Tahan 25 Awak Kapal Dari China"
Posting Komentar